WASPADA DB (demam Berdarah)

Berita

Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue. Virus ini dengan cepat masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang kebanyakan hidup di wilayah tropis dan sub tropis. Diperkirakan setiap tahun setidaknya terdapat 50 juta kasus DBD diseluruh dunia.
Menurut data yang dihimpun dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, demam berdarah telah menjadi penyakit endemik di Indonesia sejak tahun 1968. Semenjak itu, demam berdarah menjadi salah satu masalah utama di Indonesia dengan penyebaran dan jumlah penderita yang cenderung meningkat setiap tahun. Selama tahun2017 diketahui ada sekitar 59.000 ksusus DB di seluruh Indonesia dengan 400 kasus lebih beralhir dengan kematian. Propinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah menjadi propinsi terbanyak yang menyumbang kasus DBD sepanjang 2017.
Diawal tahun ini, kita kembali disadarkan akan bahayanya DBD. Desa Klampok memang selama ini menjadi endemi DBD. Hampir pada setiap tahun ada warga yang terkena kasus DBD. Menurut informasi yang diperoleh dari Puskesmas Purwareja Klampok I, sampai akhir Januari 2019 ini terdapat 4 orang warga yang suspek db x positif DB. Dari 4 warga yang suspek tersebut, berdasarkan pemeriksaan Tim dari Puskesmas Purwareja Klampok I diketahui 1 orang yang positif DB, sementara yang lannya masih gejala DB.
Mengingat perkembangan DB bisa sangat masif, sebagai langkah awal pencegahan petugas langsung melakukan survey jentik di wilayah yang sudah terdapat penderita suspek DB. Hasilnya dari beberapa rumah yang dijadikansampel survey terdapat 6 rumah yang positif menjadi sarang tumbuhnya jentik nyamuk.
Dihubungi melalui telepon, Petugas Surveylans Puskesmas Purwareja Klampok I, Priamdodo mengatakan partisipasi warga masyarakat menjadi faktor penting pencegahan berkembangnya suspek DB selain pemerintah dalam hal ini Puskesmas Purwareja Klampok I sebagai institusi yang bertanggung jawab dengan kesehatan masyarakat. “Pemerintah Desa diharapkan bisa menggerakkan kembali kerja bakti yang difokuskan pemberantasan sarang nyamuk seminggu sekali atau paling lama sebulan sekali disetiap lingkungan RT atau RW, sehingga perkembangan jentik nyamuk bisa diantisipasi” demikian dikatakan Pak Bodo sapaan akrab Petugas Surveylains tersebut.
Sementara itu Kasi Pelayanan dan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Desa Klampok Siti Muntakoh yang dimaintai tanggapannya mengatakan, Pemerintah Desa Klampok akan segera menggerakkan kader jumantik untuk aktif mencari vektor jentik nyamuk. “Disetiap RT sudah kami bentuk Kader Jumantik yang bertugas mencari vektor jantik nyamuk. Khusus RW 2, RW 7 dan RW 11 Kader Jumantik diharap lebih aktif karena sudah terdapat warga yang positif terkena DB”, demikian Bu Mumun melanjutkan.@z2019

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pertanyaan Keamanan