Seiring meningkatnya lahan pemukiman dan semakin menipisnya lahan pertanian dan budidaya tanaman, perlu adanya terobosan teknologi untuk mengantisipainya. Jika kondisi ini dibiarkan saja tentu akan mengkhawatirkan dan berakibat pada pasokan bahan makanan yang berkurang yang biasa disuplay dari lahan pertanian.
Untuk mengantisipasinya dibutuhkan teknik baru dalam dunia pertanian. Saat ini muncul sebuah teknik baru dalam bercocok tanam yaitu teknik menanam tumbuhan dengan tidak menggunakan media tanah seperti pada umumnya yang dikenal dengan Teknik Hidroponik.
Teknik Hidroponik adalah teknik dalam budi daya tanaman dengan tidak menggunakan media tanah seperti pada umumnya. Budi daya dan penanaman mengutamakan media air yang telah dicampur dengan nutrisi tumbuhan. Sistem yang digunakan bermacam-macam seperti Metode NFT, Sistem Drop, Walter Culture dan sebagainya. Budidaya hidroponik bisa memanfaatkan halaman rumah, tanah kosong yang terbengkalai maupun di loteng rumah.
Tanaman yang bisa dikembangkan dengan sistem hidroponik diantaranya, slada, timun, sayuran berdaun hijau dan buah-buahan.
Mengingat potensi yang sangat baik dan pasar yang masih sangat terbuka, saat ini banyak yang berusaha menangkap peluang yang menjanjikan ini. Panjang Nugroho dan Hardi warga RT 03 RW 04 Desa Klampok mengambangkan budidaya hidroponik dengan metode NFT. Buah kerja keras dan perjuangan yang tidak mengenal putus asa, saat ini penggiat tanaman hidroponik ini sudah muai membuahkan hasil.
“kami berharap semaikain banyak warga yang membudidayakan tanaman hidroponik ini. Disamping bisa pasar yang masih sangat terbuka, tanaman hidroponik ini sehat untuk dikonsumsi”, demikian dikatakan kedua penggiat yang selalu berinovasi untuk memasyarkatkan budi daya hidroponik ini. @z
